Main

Duyung - Full Movie

Duyung (2008) Director: A. Razak Mohaideen Writer: Azhari Mohd Zain (script writer) Staring: Saiful Apek, Maya Karin Sypnosis: Duyung (translation: Mermaid) is a Malaysian fantasy comedy film that was released on 6 March 2008.[1] The film is directed by A. Razak Mohaideen and produced by KRU Films (now known as KRU Studios) in association with Grand Brilliance Sdn Bhd and Line Clear Motion Pictures. It stars Saiful Apek as a kind-hearted man who encounters a mermaid, portrayed by Maya Karin.

KRU Studios

4 years ago

DUYUNG Sejak puluhan tahun lalu, manusia percaya di dasar laut hidup semua jenis makhluk hidup. Seperti ikan-ikan, sotong dan spesies serupa lainnya. Kenapa aku berbicara seperti pengarang cerita? Tapi, ada satu jenis ikan yang istimewa, dan jadi legenda, ikan duyung. Tapi, aku tidak tahu mereka percaya atau tidak. Terserah kalau tidak percaya. Aku percaya. Waktu itu aku masih kecil, umur sepuluh tahun. Aku pernah bertemu ikan duyung. Cantik. Rambutnya panjang. Seperti rambut palsu. Matanya bul
at. Badannya bersisik. Ada insang. Tidak ada. Setengah badan ikan. Setengah badan orang. Tapi, tidak ada yang percaya. Kecuali ibuku. Ibu aku canggih. Ibu aku bilang, kalau mau bertemu ikan duyung, kita harus jaga kebersihan lingkungan kita. Baru bisa bertemu ikan duyung. Ibu aku bilang. Tapi, lihat sendiri tempatku ini. Bagaimana duyung mau datang. Sampah di mana-mana. Itu tanggung jawabku. Setiap hari aku mengumpulkan sampah. Mengumpulkan sampah. Ini aku. Namaku Jimmy. Pendekar laut. Yang di
belakang itu kawanku. Setiap hari kita gotong royong mengumpulkan sampah. Aku lupa mengenalkan kawanku. Namanya Orix. Apakah dia mirip monyet? Dia memang monyet. Orang kampung bilang aku tidak waras karena berteman dengan monyet. Benar kan, Orix? Berpura-pura. Kalau sedih berpura-pura. Senang juga berpura-pura. Pengotor betul. Kau kenapa? Asal membuang saja. Sudah-sudah. Aku tahu rumah dia. Sampai mana aku bercerita? Tentang sampah. Sudahlah tentang sampah. Ini rumah aku. Aku buat cantik. Yang j
emur kain itu ibu aku. Yang di bawah itu bapak aku. Galak. Ona. Ambil barang-barang ini. Ikannya banyak. Di mana Jimmy? Jimmy. Dia dan Orix mengumpulkan sampah. Hari ini pulangnya lama, Abang? Aku singgah di pelabuhan. Mencari buah-buahan ini. Nanti mati karena kelaparan. Dua makhluk kesayangan kau. Nanti orang menuduhku tidak bisa memberi makan untuk anak. Tidak tahu anak kau mau jadi apa. Sedikit-sedikit sampah. Sampah. Memang sampah masyarakat. Ada niat mau nikah dengan anak Pak Pagek. Mau di
beri makan sampah anak orang? Aku ajak ke laut, dia tidak mau. Apa masalahnya kalau dia mengumpulkan sampah? Dia membersihkan kampung ini. Itu kan bagus. Kita nyaman. Tidak bau. Kalau tidak begitu, Abang mau pergi ke laut juga susah. Jimmy bilang mau lihat duyung. Tapi kalau laut kotor, jangankan duyung, Abang tidak mau mandi di laut ini. Itu ajaran kau. Duyung, duyung, duyung, duyung. Dari kecil sampai besar, kepala anak itu kau jejali dengan cerita duyung. Sampai aku malu karena dia. Orang bil
ang anakku tidak waras. Kalau pulang, cerita duyung. Kalau pulang, ada sampah. Orang di sini selain buang sampah, orang di sini juga suka membuat air laut tercemar. Lihat itu. Air laut tercemar. Siap-siaplah. Berubah. Iri. Iri. Kau takut? - Apa ini? - Apa ini? Pergi. Sabun cuci ini bisa merusak lapisan ozon. Pembalut sekali pakai bisa buat keguguran. Mungkin Jimmy tidak waras. Kalau setiap hari tidak ganggu orang, tidak senang. Pergi sana. Jangan seperti itu. Kau tertangkap. Apa ini? Kau pikir a
ku ikan? Daging kau kalau dimasak asam pedas, enak sekali. Kalau dibakar, tambah enak. Kordi. Sekali lagi kau ganggu anak-anak ini, aku habiskan kau hidup-hidup. Kau faham? Buru-buru. Pergi! Pergi dengan monyet kau itu. Ganggu orang saja. Tidak usah lihat. Yang berpura-pura seperti penyanyi rock ini namanya Kordi. Kordi atau Kordial, aku tidak tahu. Aku tidak takut dengan dia. Orix, jangan pedulikan mereka. Bukan orang. - Jangan ganggu. - Hei. Aku pukul pakai rotan nanti. Hei. Sudah, Orix. Abang
Jimmy. Hari ini banyak sampah? Ini perempuanku. Bukan yang belakang. Itu ibunya. Yang di depan ini. Pujaan hatiku. Aspalela. Ingat tidak lagi janji kita dulu, Aspalela? Kau dan aku akan bersama sampai hari tua. - Astaghfirullahaladzim. - Bapak. Ini kenapa, Abang? Tidak baik, Abang. Uak. Ada lagi sisa sampah? Kalau untuk Uak, aku sanggup bersihkan rumah Uak sampai mati. Aku bisa bersihkan rumah aku sendiri. Aku mau tanya kau. Kenapa kau sering ganggu anak aku? Kau berkawan dengan monyet itu saj
a, mengumpulkan sampah. Uak ini. Seperti paham saja isi kepalaku. Tidak apa. Seperti ini saja. Aku mengaku cerita sebenarnya. Sebenarnya, dari kecil, orang satu kampung pasti tahu. Aspalela. Dia cinta sekali dengan aku. Aku juga sama. Masalahnya, aku hanya mau minta restu dari Uak. Biar dia jadikan aku suami. - Kau mau nikah dengan dia? - Mau. Kau mau beri dia makan apa? Jangan terlalu berperasaan. Aku sendiri saja yang suka dengan anak Uak. Tidak ada orang lain yang lebih ganteng dari pendekar
laut. Kalau aku nikah dengan Aspalela, insya-Allah, aku akan ajari dia cara mendapatkan anak. Setelah itu aku akan ajari anak-anak kita jaga kebersihan pulau ini. Jangan makan ikan. Makan buah-buahan saja. Dan jenis lalapan saja. Vegetarian, bukan? Pantas badan kurus. Kau pulang sana! Bicara seperti orang tidak waras. Kau berkaca diri dahulu di air itu. Pekerjaan saja tidak punya, mau nikahi anak orang. Kenapa kau tidak seperti Kordi? Rajin, ganteng, pekerja keras. Pandai menangkap ikan. Badan b
esar. Kordi pakai suntik otot. Dia pakai suntik hormon. Kalau aku asli. Sudah, Uak. Aku sudah tidak buat seperti itu. Tapi kalau kerja lain, insya-Allah. Jangan buang waktu aku. Kau ada tanah? Ada rumah? Kalau kau mau menikah dengan anak aku, rumah kau mana? Tanah kau mana? Aku tidak mau anak aku hidup seperti aku ini. Di atas laut. Aku mau anak aku berladang. Kau bisa kasih itu? Aku mau tanah. Uak bilang saja mau berapa? Tanah apa? Tanah merah, tanah besar, tanah liat, tanah sengketa, tanah kub
ur, tanah merah juga ada. Ini tanah kau. Aduh, Uak. Bercanda tanda mesra. Aku suka. Aku pulang dulu, Uak. Lela. Menggoda saja. Sana. Sampai jumpa, Uak. Ini orang. Iya. Orix. Makan. Baca bismillah. Makan seperti monyet. Duduk. - Jimmy. - Iya, Bu. Sudah main dengan Orix. Makan. Setelah itu, mandi. Bapak mau ajak kau ke Pulau Marbun. Ada pesta. Mau makan lebih dulu. Tidak hormat bos. - Bu. - Ya? Nikah itu enak, tidak? Hei. Baru bangun tidur sudah cerita tentang nikah. Kau kenapa? Jimmy. Orix itu ja
ntan. Tidak boleh nikah dengan Orix. Ibu bilang apa? Siapa mau nikah dengan Orix? Ibu ini tidak ada perasaan. Ada perempuan pilihan aku. Siapa orangnya? Ikan duyung? Hanya duyung yang paham tingkah aneh kau. Selain Orix. Bukan duyung, Bu. Duyung istri nomer dua. Itu anak Pak Pagek. Aspalela. Dari kecil, aku hanya dekati dia. Tambah besar, tambah cantik dia. Aku mau nikah dengan dia, Bu. Bu, tolong tanya dengan Pak Pagek. Semalam aku sudah tanya dia. Dia jawab apa? Dia bilang begini, Bu. - Maksud
nya apa? - Dia buang sampah. Habis itu dia bilang begini, Bu. "Kalau kau mau nikah dengan anakku, boleh. Tapi kau harus ada tanah. Jadi, anak aku boleh berladang." Jelek sekali ketawanya. Maksudnya, tidak boleh. Kita orang laut. Tidak punya tanah. Aku tidak peduli, Bu. Apa yang mau terjadi, terjadilah. Aku akan buktikan. Kalau aku bisa punya tanah sendiri. Aku akan menikah dengan Aspalela. Apa pun yang terjadi, Ibu buatkan bajuku. Baju nikah aku. Tapi, Ibu jangan lupa periksa kamar samping. Iya.
- Makan. - Ibu, sudah makan? - Ibu sudah makan. - Aku makan dulu. Kau habiskan semua, Orix? Banyak sekali kau beri makan burung! Sini. Aku potong "burung" kau. Aku kasih burung biar dimakan. Setelah itu, burung itu membagi burung-burung lain makan. Setelah itu tidak tahu siapa yang mau makan. Tangkap dia, Bu. Lihat Orix, Bu. Kau mau pergi ke mana? Terima kasih. Belum diminta, sudah memberi. Berikan. Jadi datang hari ini? Jadi. Setelah pesta nanti, kita bertemu. - Bertemu? - Kau bagian tenda dan
perlengkapan. Aku dan Pak Pagek bagian makan. Nanti kita atur. Tidak ada masalah. Kita semua datang. Jangan cemas. Tapi jangan lupa, bawa Jimmy juga. Jangan hanya berteman dengan monyet dan ikan saja. Lama-lama, bicara dengan orang pun tidak tahu. Ayo, Kor. Kenapa berteman dengan monyet? Keluargaku sudah sampai. Jangan diletakkan di sana. Ke belakang. - Kor. - Bos, ini ikannya. Kau menangkap itu? Uak. Seperti yang dijanjikan. Sini. Tidak usah repot-repot, Kordi. Setiap hari kita cari ikan. Tid
ak repot. Demi Aspalela, semua bisa. Terima kasih. Cepat! Sudah panas ini. Tenang. Aspalela. Orix, letakkan di sana. Depannya dulu. Ini. Bu. Lama-lama Ibu tambah muda. Untung bapak dapat istri seperti Ibu. Jimmy. Mau kau buat apa sampah itu? Mau dibuang ke mana? Mau aku daur ulang, Bu. Aku mau buat tanah. Aku mau nikah. Bapak. Aku mau pinjam peralatan Bapak. - Ada yang mau aku kerjakan. - Hei. Sebelum Orix jadi manusia, lebih baik kau dulu yang jadi orang. Aku malu dengan perkataan orang. Anak a
ku sudah tidak mau berkumpul dengan orang. Buat apa dengar perkataan orang. Aku juga malu dengan Bapak. Tapi, aku akan buktikan dengan semua orang. Aku juga ada hati, ada perasaan. Ada hati. Sudah disebut. Kalau tanahku sudah siap, aku pulang. Tidak masalah, Bapak. Anak laki-laki Bapak satu-satunya akan jadi pahlawan di sini. Bu, aku pergi dulu. Hati-hati. Orix, ini. Bapak. Jangan lupa pakai baju. Sudah bagus jadi orang, jangan sampai jadi arang. Sampai jumpa. Selamat natal. - Aku ada suami. Buk
annya bapak kau. - Bu. Jangan marah. Pak Pagek. Aku datang mau menagih janji. Tidak mungkin sudah lupa. Janji apa lagi? Aku tidak ada janji beli sampah kau ini. Pak Pagek sudah janji mau nikahkan aku dengan Aspalela kalau aku ada tanah. Sekarang aku mau buat proyek tanah sendiri di depan rumah Pak Pagek. Tanah apa? Sudahlah. Datang penyakit gila anak ini. - Hei, bawa sini. - Iya. Nanti terlambat. Anak ini buang waktu aku saja. - Lela. - Iya, Abang Jimmy. Tunggu aku. Abang akan buktikan akan ada
rumah sendiri, tanah sendiri. Tunggu. Sudah itu, Jimmy. Ayo, kita teruskan proyek kita itu. Lela, aku suka kau. - Lela. - Ya, Bu. Bawa ikan itu ke sini. Sebentar, Bu. - Hebat Abang Jimmy buat pulau, kan? - Iya. Cantik juga pulau yang dibuat Jimmy. Iya. Tanah sudah siap. Siap dengan rumahnya juga. Bagaimana? Abang sudah janji dengan dia. Harus ditepati. Abang harus kasih Lela nikah dengan Jimmy. Itu janji. Lela. Kau mau punya suami orang tidak waras? Tidak makan ikan. Tinggal di pulau seperti itu
. Tinggal di gubuk. Berteman dengan monyet. Kerja mulung sampah. Tidak pantas seperti itu. Abang menertawakan orang. Itu namanya menghina. Makan. Kalau Ibu makan, Ibu ingat Jimmy dan Orix. Malam ini mereka makan apa? - Kasihan mereka. - Iya, Bu. Lela, apa yang kau tunggu? Bagi makanan untuk Jimmy dan monyetnya. Baik hati Abang malam ini. Malam Jumat. Jadi? Rakus. Makan. Orix naik ke atas. Abang Jimmy. Lela. Kau membuatku terkejut. Kalau mau datang, ketuk pintu. Malam-malam begini bahaya. Tidak a
pa-apa. Tidak jauh. Bawa apa? Bapak suruh kirimkan makanan buat Abang dan Orix. Tidak usah repot-repot. Abang malu. Ini ambil. - Tidak usah. - Ini ambil. Tidak mungkin ini saja. Sini. Sudah seperti pulau betul. Harus pulau asli. Tidak mungkin pulau plastik. Ini asli. Ini belum pasang kayu. Orix. Orix. Ini pisang. Ambil ini, makan. Rezeki jangan ditolak. Iya, maaf. - Abang. - Iya. - Tempat ini sangat cantik. - Cantik. Ini tahap satu. Belum masuk tahap selanjutnya. Kalau Lela tinggal dengan Abang,
mau? Walau tidak seperti pasar malam. Lela sudah lama mau cerita dengan Abang. Sebenarnya Lela suka dengan cara Abang. Kenapa? - Abang jujur. - Iya. Lagi. - Pembersih. - Lagi. Kalau Abang tidak ada, pulau ini kotor. Benar. Kalau Abang ada, orang tidak berani buang sampah sembarangan. Benar. Tapi, Abang harus bertemu ibu dan bapak dulu. Kalau sudah siap, Abang harus janji bertemu dengan bapak. Abang janji. Bagaimana juga, aku mau hidup di sini. Asalkan… Aspalela pulang! - Pulang! - Bapak. Aku be
ri kesempatan, kenapa pacaran. - Sebentar. - Lela pulang, Bapak. Aku kirimkan ini. Pak Pagek. Tidak mau makan bersama? Aku sudah makan. Kita baca doa makan. Kau baca sendiri. - Terima kasih, Pak Pagek. - Sama-sama. Tunggu tahap satuku dan pasar malam. Akan datang. Belum supermarket. Kenapa ini sudah habis? Ganggu saja. Apa? Ada apa? Kau kenapa? Hai, Abang Jimmy. - Lela. - Aku sayang kau. Aku sayang kau. Lela. Pak Pagek. Ganteng hari ini. Aku setiap hari ganteng. Orix, kalau mau jadi manusia, ja
ngan cabut bulu itu. - Turun-turun. - Apai. Banyak kau tangkap ikan hari ini. Ada sedikit rezeki. Jimmy, tidak keluar mengumpulkan sampah? Ini banyak ikan. Ada apa? Ini ikan. Mengumpulkan sampah? Kau bayangkan kalau ada orang menangkap anak kau. Habis itu dia diikat seperti ini. Apa perasaan kau? Jimmy. Aku nelayan. Kerjaanku mencari ikan. Bukan seperti kau. Dia bilang kau monyet. Dia yang monyet. Sudah monyet, jelek. Orix. Sudah itu, Orix. Jimmy. Kenapa kau marah seperti itu? Kerja dia cari ika
n. Sama dengan bapak. Kalau dia tangkap ikan, induk ikan bagaimana? Dia tidak bisa kerja lain? Coba buat kerja yang bermanfaat. Menjaga perpustakaan. Jadi audit. Main rebana. Keramas rambut Orix. Jimmy, tiga hari ini pergi ke mana? Kau terus menghilang. Ibu khawatir. Ibu tidak perlu khawatir. Aku ada di depan rumah Pak Pagek. Aku ada proyek buat rumah. Kalau Ibu mau tinggal di sana, aku bisa buatkan rumah. Sudah tidak usah, Jimmy. Sudah tiga orang yang memberitahu bapak kau. Kau mengerjakan itu.
Pulang, ya? Kumpulkan sampah di sini saja. Tidak buat susah orang lain. Sejak kapan mereka peduli dengan yang aku buat? Benar, Orix? Ibu, suami Ibu mana? Bapak kau dari pagi sudah pergi ke Tanah Besar. Besok orang besar mau datang. Kau ini kurus sekali. Tidak apa-apa, Ibu. Aku sudah makan buah, dikasih Aspalela. Aku mau lanjut kerja mengumpulkan sampah, Bu. Tiga hari aku tinggal, sudah kotor tempat itu. Aku pergi dulu, Bu. Iya. Ayo, Orix. Hati-hati, ya. Iya, Bu. Orix, jaga Jimmy. Jalan hati-hat
i. Sudah sampai. Pulau buatan Jimmy sangat cantik. Cantik kan, Bu? Hei, siang terlihat besar pulaunya. Ambil barang ini. Silakan dibuat. Dia aku tantang kalau mau nikah dengan Aspalela. Harus punya tanah, buat rumah. Jadi, dibuat dia. Aku tidak sangka dia buat dengan benar. Cantik. Hei, orang tidak waras. Kau buat apa? Hei, Pak Pagek. Bagian satu sudah siap. Pasar tani menyusul. Cantik, tidak? Cantik itu. Cantik, cantik. - Sini. - Besok hanyut. Memang cantik. - Naik tangga. - Aspalela. Perasaan
cantik. Kalau kau letakkan monyet kau di situ, bisa. Tidak mungkin kau tinggalkan Aspalela di situ. - Kau ada pikiran? - Aku tidak bicara sama kau. Aku bicara dengan calon bapak mertua aku. Berotot. Hei. Kalau Pak Pagek mau cari menantu, pasti dia cari orang seperti aku. Aku yang pantas. Lihat ini. Lengan aku lebih besar dari betis kau. Uak. Minggu depan, aku akan datang melamar. Aspalela, aku pergi dulu. Pergi saja. Kita tabrak pulaunya sampai rusak! Kordi! Hei. - Ya Allah. - Orix, cepat. - Jah
at! - Cepatlah. Masuk. Orix, cepat. Aku tebar jala. Cepat, Orix. Kau dari atas. Aku dari bawah. Tunggu, Orix. Sudah. Tidak perlu dipikir, Lela. Ibu juga kasihan dengan Jimmy. Bukan Ibu tidak kasihan. Kalian berdua besar di depan mata Ibu. Yang dia perbuat tidak salah. Hanya saja, Jimmy sedikit aneh. Kordi yang aneh, Ibu. Abang Jimmy tidak ganggu orang lain. Kenapa Kordi ingin merusakkan pulau Abang Jimmy? Aku benci orang seperti Kordi. Kalau Kordi melamar aku, aku tidak mau, Bu. Aku tidak mau. I
bu, mau? Menghabiskan beras saja. Lela. Ke samping. Siapa itu? Lela! - Abang Jimmy. - Jimmy. Lela, ini aku. Cepat. Lela tunggu. - Kenapa, Abang Jimmy? - Aku lupa mau bilang apa. Baru ingat. - Lela. Aku ada kabar baik. - Iya, Abang. - Apa itu? - Abang ada kejutan. - Kejutan? - Abang mau bawa aku ke pulau itu? Aku mau. Ibu, mau? Kau belum nikah. Tidak boleh. Belum. Bukan yang itu. - Jadi, apa? - Selama ini yang aku bilang itu benar. Tadi, Abang bertemu duyung tersangkut di jala Abang. - Benarkah?
- Kalau tidak percaya, tanya Orix. Orix. Dia menari pula. Menari. Jimmy. Kau sakit? Balik ke pulau kau. Perbaiki pulau kau. Sudah mau hancur. Sudah, Jimmy. Kau jangan ganggu Aspalela lagi. Kordi sudah mau datang melamar. Kalau kau bertemu duyung, kau nikah sama dia. Kau tinggal di pulau itu. Ini. Aku dapat rambut duyung. Lela, tolong percaya denganku. Lela sendiri yang percaya Abang, kan? Sudah, Jimmy. Nanti kau cabut rambut monyet, kau bilang rambut duyung. Pulang. Tenang. Kontrol. Lela, masuk.
Tidak mengapa. Aku yang urus. Lela. Lela. Lela. Kenapa diam di situ? Tidak terlihat aku mau jemur ikan asin? Mau ke mana? Kita mutar-mutar di sini saja. Kau yang parah. Aku pergi ke luar negeri sebentar. Bu. Bu. Kenapa, Jimmy? Bu. - Ibu. - Kenapa? Ibu pasti tidak percaya. Tapi, Ibu harus percaya. Kenapa? Ibu dengar pulau kau ditabrak Kordi? Jimmy. Jangan berkelahi dengan Kordi. Dia kuat. Nanti kau diapa-apakan dia, kita yang susah. Tidak, Bu. Ini cerita bagus dari cerita Kordi, Bu. Apa itu? Aku
melihat duyung, Bu. Tadi, dia tersangkut di jalaku. Ini, Bu. Ini, Bu. Bapak. Ini rambut duyung. Ini rambut dia. Laki-laki atau perempuan? Cantik, tidak? Bapak bertanya seperti orang suka saja. Cantik, Bapak. Perempuan. Cantik. Rambutnya panjang sekali. Bersisik. Matanya berkilau. Tempatnya di mana? Beri tahu tempatnya di mana? - Di mana? Beri tahu. - Di sana. Di situ? Aku bilang dengan Aspalela, dia percaya. Tapi aku bilang dengan Pak Pagek, dia tidak percaya. Ibu Tungkik juga tidak percaya. Ak
u juga tidak percaya. Ada apa dengan Abang? Aku tidak percaya. Jangan pulang ke sini kalau mau mempermalukan aku. Sana tinggal di pulau yang kau buat. Ajak duyung itu juga kalau dia mau. Bapak. Sudah. Jangan pernah dia pulang ke sini. Kalau dia tidak mau berubah. Betul, Bu. Bagaimana nasib aku ini? Bapak aku juga tidak percaya. Untung ibuku percaya. Aku percaya duyung itu ada. Pasti suatu hari nanti aku bertemu dengannya lagi. Diam di situ. Tukar. Apa yang aku katakan? Bisa bahasa Melayu? Rupany
a bisa bicara bahasa Melayu. Kenapa tidak bilang dari awal? Aku mau tanya. Nama kau siapa? Alamat rumah di mana? Paling penting. Aku ini mimpi atau tidak? Sekali lagi. Benar. Asin sekali mulutku. Kau benar-benar datang hari ini. Kau tidak sekedar cerita yang dibuat-buat. Nama aku Jimmy. Bukan Jimmy yang lain. Jimmy, pendekar laut. Itu Orix. Peliharaan aku. Monyet. Nama kau? Nama aku Putri. Sudah lama aku perhatikan Jimmy. Jimmy dari kecil bersihkan tempat ini. Sudah perhatikan aku dari kecil, ya
. Tidak sia-sia aku bersihkan pulau ini. Maafkan aku tadi siang. Karena jalaku, kau jadi tersangkut. Kau tidak apa-apa? Insang ada yang rusak? Insang terkoyak. Tidak ada? Tidak. Bukan salah Jimmy. Putri mau bantu. Setiap malam, Putri akan datang. Dan perluas pulau Jimmy. Dengan batu karang. Kadang-kadang, temanmu juga melihatku. Pantas saja dia seperti mau memberi tahu sesuatu. Kau rupanya. Kenapa kau menolong untuk memperbaiki pulau aku? Kau tidak takut dengan aku? Orang baik seperti Jimmy akan
selalu dapat pertolongan. Abang Jimmy dengan siapa? Jimmy harus rahasiakan pertemuan kita. Baik untuk Jimmy, baik untuk Putri. Berjanjilah. Baiklah. Janji. Buat seperti ini. Apa itu? Sini tangannya. Ini artinya berjanji. Putri. Putri. Putri. Ke mana dia pergi? Kau ini. Aku pikir tadi kau lemas. Ini. Ambil cangkang kerang ini. Kalau Jimmy butuh Putri, hembus saja cangkang kerang ini. Putri akan datang. Terima kasih, Putri. Tidak ada. Sekali lagi. Aku datang. Aku hanya coba saja. Siapa tahu rusak
. Jangan marah. Senyum seperti itu. Sampai jumpa lagi. GPRS. Sejak malam itu, aku percaya kalau nasibku akan berubah. Aku akan buktikan kepada semua orang di kampung. Aku bukan pembohong. Saat itu barulah mereka menyadari. Aku pahlawan di kampung ini. - Abang Iyun. - Kenapa? Semalam aku bertemu duyung. Duyung lagi. Tidak ada habisnya. Coba cari kerja yang lain, Jimmy. Turun ke laut. Kalau tidak percaya, datang ke pulauku malam ini. Aku bisa panggil dia. Tidak percaya. Diam. Diam! Apa lagi? Main
. Pukul. Cepat. Pukul lagi. - Itu Jimmy? - Ayo, makan. Maaf, aku datang bukan mau makan. Jimmy. - Kenapa di sini? - Ayo ke belakang. Jangan gabung dengan orang ini. Kau sedikit istimewa. Bu, tadi malam aku bertemu duyung lagi. Dia bagi cangkang kerang ini, Bu. Benar. Hei! Orang kampung! Jimmy bertemu duyung. Dulu bertemu monyet. Sekarang bertemu duyung. Mari kita dengar cerita dia. Cerita. Karena semua sudah di sini, aku akan cerita. Semalam aku bertemu duyung. Dia berpesan dan dia kirim salam u
ntuk semua. Waalaikumsalam. - Waalaikumsalam. - Duyung itu Islam? Dia berpesan kalau mau bertemu dengannya, jaga kebersihan lingkungan kita. Nanti dia datang. Rugi kalau tidak bertemu dengan dia. Dia cantik. Cantik? Cantik. Cantik seperti Aspalela? Calon istriku. Kau tidak tahu minggu depan mereka mau buat acara tunangan? Undang duyung datang ke sini. Cantik cangkang kerang kau. Kau dapat di mana cangkang kerang ini? Ini hadiah dari duyung. Kau tidak percaya, kan? Kalau aku tiup, duyung itu akan
datang. Kalau tidak percaya, datang ke pulau aku malam ini. Datanglah. Dikasih duyung. Itu banyak di toko. Banyak jenisnya. Sudah. Sudah. - Nanti malam Bapak lihat. - Bapak. Bapak kalau mau bertemu, malam ini datang, ya? - Bapak sudah banyak janji. - Iya. Datang, ya? Lela. Lela juga datang. Pulang! Ayo, pulang. Tunggu. Ini bukan untuk kau. Monyet guna daun kelapa juga cukup. Ini bukan untuk kau. - Kau tidak pantas pakai ini. - Pulang sana. Kasihan dia. - Apa? - Sudah, pergi saja. Ayo, Orix. Yan
g kau temukan itu dugong. Bukan duyung. Selamat datang ke Pulau Jimmy. - Jimmy. - Cantik, kan? Iya. Mana duyung yang kau bilang tadi? Sabarlah. Bapak dan Ibu, ambil tempat. Luruskan syaf. Rapat. Lihat apa yang dia lakukan. Tes. Sudah, kau jangan mengkhayal. Orang kampung sudah bilang kau gila. Tapi, kau bukan penipu. Semua tidak mau dengar omonganku. Sekarang terbukti, kan? Tahu. - Kau belum tahu aku siapa. - Cepat. - Ibu, Bapak. - Banyak omong. Pasti bangga denganku. Lihat, Bapak dan Ibu. Ayo k
ita saksikan keindahan dan keajaiban dunia. Sebelah sini tidak ada isyarat. Aku mau naik ke atas. Harus dicoba dari atas. Baru ada isyarat. Semua lihat. Bersiap-siap, ya. Lihat-lihat. Itu. Mana? Ada? Tidak apa-apa. Mungkin dia pergi makan. Aku tiup sekali lagi. Tunggu. Kenapa tidak ada? - Tidak ada. Bohong! - Bohong. Mana? Bohong. Sudah tidak waras. Berbohong lagi. Ayo, kita pulang. Pasti ada orang yang tukar cangkangku. Siapa yang tidak mandi? Dia tidak suka dengan orang kotor. Aku tiup lagi in
i. Abang. Kau dengar. Kau terus buat aku malu. Mulai hari ini, - kau jangan panggil aku Bapak. - Bapak. - Jimmy. - Bawa dia keluar dari sini. Jangan kau balik lagi ke sini. - Page. - Ada apa? Memang pantas kau kawinkan Kordi dengan Aspalela. Anak aku memang sudah tidak waras. Pembohong. Ayo kita pulang. - Bapak. - Ke pinggir. - Bu. - Jimmy. Lela. Abang Jimmy. - Ayo, kita pulang. - Abang Jimmy. - Pulang. - Abang Jimmy. Lepaskan Lela. Apa? Jangan banyak bicara. Pak Pagek, aku tidak bohong. Aku tiu
p lagi ini. Jimmy. Jimmy. Jimmy. Jimmy tidak suka kalau aku datang? Semalam kenapa tidak datang? Buat malu aku. Semua orang kampung tidak percaya dengan aku. Ibu dan bapak aku marah. Mereka bilang, aku jangan tinggal di sini lagi. Ini semua karena Putri. Putri sudah bilang. Biar ini jadi rahasia. Kalau semua orang tahu, hidup Putri akan susah. Susah kenapa? Kau lupa janji kita semalam? Maafkan aku. Aku mau orang percaya denganku. Sampai aku lupa janji. Sekarang aku tidak tahu mau tinggal di mana
. Ibu dan bapak aku sangat marah denganku. Sampai dia bilang jangan panggil dia bapak. Tidak mungkin aku panggil "daddy". Putri minta maaf kalau menyusahkan Jimmy. Insya-Allah aku maafkan. Jimmy. Jimmy mau melihat tempat tinggal Putri? Mari. Putri antar. Mau. Jauh? Agak jauh. Orix. Orix, bangun. Ke sini. Sini. Dengar baik-baik. Dengar. Aku dan Putri mau ke luar negeri. Nanti kau tinggal di sini. Jaga tempat ini baik-baik. Makanan sudah ada. Kalau aku tidak pulang, tolong tengok ibu dan bapak aku
. Aku pergi dulu. Ayo, Putri. Harta. Banyak sekali gelang. Ini mungkin di pabrik. Putri. Harta ini, Putri yang punya? - Ambil dari mana? - Bukan. Bajak laut. Bajak laut. Di mana dia? Mana bajak laut? Lihat itu. Bajak laut, tidak bajak laut. Dipikir aku takut? Tempat ini besar. Tempat mandi ini juga besar. Kalau kapal selam parkir juga muat. Tidak bosan? Tinggal sendiri di sini. Ikan-ikan yang lain mana? Bosan. Sendiri. Bosan. Karena itu, Putri cari kau. Ayo, kita ke darat. Putri pernah coba naik
ke darat? Tidak pernah? Tidak apa-apa. - Ayo, biar pernah. Bisa. - Tidak mau. Tenang. Kita coba. Yang tenang. Aku tarik pelan-pelan. Letak ekor di sini. Kau sangat cantik. Sisik asli. Jangan main-main. Bagaimana? Bagus, kan? Aku sudah tahu kau bisa hidup di darat. Jimmy. Putri dan air tidak bisa berpisah. Ibarat ikan tidak bertemu air, mati. Apa yang mau ditakutkan? Ada Jimmy. Ibarat ikan bertemu dengan alat bantuan bernapas. Mau bilang apa lagi? - Jimmy. - Iya. - Putri merasa... - Merasa apa?
Putri merasa... Kenapa? Tidak nyaman? - Kurang oksigen? - Putri senang. - Senang. - Bagus. Apa itu? Itu berarti cinta. Cinta? Jimmy, senang? Senang. Senang sekali. - Artinya... - Artinya? Jimmy. Sudah lain pula. Ini kalau kita renovasi, kita letak TV di situ. Sangat banyak uang emasnya. Uang Hongkong, uang Thailand. Tiket taman hiburan juga ada. Banyak uang receh. - Jimmy. - Putri. Kau mau bersalin? Aku tidak tahu apa-apa. Air. Aku masukkan ke dalam air. Sabar. Sudah. Terasa? Ini air. Air. Kenap
a jadi seperti ini? - Jimmy. - Putri. Detak nadi. Mau tipu aku, ya? Sudah dua hari Jimmy hilang. Aku tidak sampai hati lihat Orix. Sabar. Aku tidak selera makan sekarang. Aku kasih buah naga juga tidak dimakan. Buah naga? Apa itu? Rindu dengan Jimmy. Aku kasihan melihat dia. Pak Pagek. Kalau tidak ada lagi, aku akan percepat pernikahanku dengan Aspalela. Tapi aku tidak tahu bagaimana masalah ini bisa terjadi dengan dia. Yang aku takut, dia dimakan ikan jerung. Diculik bajak laut. Siapa tahu, kan
? Hei! Apa yang mau diingatkan dengan orang yang tidak ada? Orang tidak berguna. Ada aku! Kau bilang tidak berguna? Siapa yang bersihkan kampung kita ini? Jimmy! Coba kau lihat kampung kita ini. Kotor dengan sampah. Ada yang mau bersihkan? Tidak ada, kan? Ada Jimmy. Kau bilang Jimmy bodoh, tidak waras, berteman dengan monyet. Memang bodoh! - Kalau dia tidak ada, kau cemas. - Siapa yang cemas? Waktu dia ada, ada yang menghargai kerja dia? Ada? Kalian hinakan. Ya. - Ayo pergi! - Ayo. Dari pada kas
ih monyet itu makan, lebih baik kau makan. Sabar. Jimmy suka dengan Putri? Putri tanya berkali-kali, sangat ingin tahu? Benar? Tidak menyesal? Tidak ada hubungan kehidupan. Kau tahu hubungan kehidupan? Baiklah. Aku akan memberi tahu satu rahasia. Yang terbesar dalam hidup aku. Orang yang aku sayang, yang pertama, Ibuku. Yang kedua. Aku sayang monyet peliharaan aku. Orix. Aku sayang siapa lagi, ya? Bapak aku. Aku sayang juga. Dan tidak ketinggalan. Seorang gadis. Diperhatikan. Aspalela. Anak Pak
Pagek. Putri tidak sama dengan Aspalela? Tidak. Berbeda. Putri sedikit cantik. - Terima kasih. - Sama-sama. Tapi, Aspalela sangat cantik. Bercanda saja tidak bisa. Kita berdua sudah berteman dari kecil. Dia janji mau nikah dengan aku. Sekarang dia cantik, sudah besar. Tapi, sekarang dia sudah berbeda. Mungkin karena dia malu. Aku kurus kering. Tidak seperti Kordi. Seperti Awie. Jimmy. Jimmy cinta Aspalela? Tidak senang pula. Beruntung Aspalela. Kalau boleh… Putri beruntung dapat teman seperti J
immy. Kita berteman, kan? Jimmy. Jimmy dari kecil bersihkan kampung untuk bertemu Putri. Putri tahu. Jimmy bisa dapatkan Aspalela. Cocok untuk Jimmy. Tapi semakin hari, aku merasa mustahil dia nikah dengan aku. Karena aku tidak punya uang. Aku tidak kaya. - Jimmy. - Iya. Itu. Ambil harta bajak laut. Orang-orang kampung akan menghargai Jimmy kalau punya uang. Ambillah. Tidak apa-apa. Tidak perlu repot. Terima kasih. Ayo, kita pergi dari sini. Antar aku. Orix. Orix. Monyet itu pergi ke mana? Orix.
Orix. Tidak ada. Orix. Di atas juga tidak ada. Terima kasih, Putri. Aku harap setelah ini kita bertemu lagi. - Jimmy, masih ada kerang yang aku beri? - Ada. Jimmy tiup, aku akan datang. - Baik. - Putri kecewa Jimmy tidak bawa pulang oleh-oleh dari tempat Putri. Tidak apa-apa, Putri. Buat aku, kenangan bersama Putri adalah oleh-oleh yang paling manis di hidupku. Jimmy memang baik. Terima kasih, Putri. Putri juga baik. Hati-hati. Sampai jumpa lagi. Jaga diri. Sampai jumpa, Putri. Jangan sampai le
mas. Kenapa, Orix? Kenapa? Kenapa, Orix? Ibu! Ibu! - Ini aku, Bu. - Jimmy. - Jimmy. - Bu. Ibu. Aku rindu denganmu. Ibu juga. Ibu. Kenapa ini? Ke mana kau pergi, Jimmy? Aku snorkeling, Bu. Snorkeling. - Ibu takut sekali. - Aku juga, Bu. - Ibu rindu. - Aku juga. Ibu sudah berpikir kau mati. Sudah lelah kami mencari. Masih ada, Bu. Aku, kan… Jimmy. Kau marah dengan Bapak? Karena aku marahi kau? Kau jangan marah sampai seperti itu. Tidak tenang hati aku. Aku cari kau sudah ke semua tempat di pulau i
ni. Maafkan aku, Bapak. Kasihan Orix. - Dia bingung. - Iya. Orix. Marah juga. Kau nakal, tidak? Maaf, aku tinggalkan kau. Nanti aku ajak kau. Ibu, Lela sehat? Dia sehat. Tapi… - Tapi, apa, Ibu? - Kordi sudah melamar. Melamar? - Lela terima, Bu? - Tidak. Kordi saja yang semangat. Kordi memang seperti itu, Bapak. Perasaan saja. Pasti Lela rindu aku. Dia sudah janji akan tunggu aku. Orix, ayo pulang. Ayo. Ayo. Siapa yang buang sampah sembarangan? Nakal. Orix. Orix! bangun! Cepat, Orix. Lihat ini. C
epat bangun lihat sini, Orix. Kita kaya, Orix. Kita kaya. Kita kaya. Aku melompat seperti monyet. Monyet melompat seperti aku. Bukan karena apa-apa. Aku tidak heran kalau soal harta. Tapi, mungkin benar apa yang Putri katakan. Mungkin dengan harta ini, aku boleh bantu semua orang di kampung aku yang susah. Mereka tidak perlu mencari ikan lagi. Kapal kau sangat besar. Bagaimana bisa kaya seperti ini, Jimmy? Harta kau sangat banyak. Ambil. Ambil ini. Alhamdulillah. Ambil. Ambil. Jangan tangkap ika
n lagi, ya. Ibu, Bapak. Jimmy. Ya Allah. Hei, Abang. Itu Jimmy. - Bu, Jimmy mau jadi pahlawan di kampung. - Cantik. Mulai hari ini, Ibu dan Bapak tidak perlu susah lagi. Bapak tidak perlu menangkap ikan lagi. Ibu tidak perlu menjemur ikan. Lihat ini. Dari mana kau dapat barang ini? - Sebenarnya… - Jimmy. Beri tahu aku, Sayang. Jimmy tidak berbuat yang tidak baik, kan? Tidak mungkin. Tidak ada. Sudah. Sekarang Ibu dan Bapak ikut aku. Nanti aku akan ceritakan. - Mau ke mana? - Mari, Bapak. Kita pe
rgi ke pulau aku dulu. Kita bercerita di sana. Hei, anak pulau datang. - Mau ke mana? - Siapa itu? Assalamualaikum. Apa kabar semua? Aku pikir kau sudah mati dimakan ikan hiu. - Sudah mati, hidup lagi. - Jimmy. Apa kabar? Pak Pagek. Ibu juga ada. Tidak ada. Aku pergi kursus. - Kursus. - Sesungguhnya Allah Maha Kaya. Jadi, Allah beri aku rezeki untuk dibagikan kepada semua orang. Jadi, kita tidak perlu susah lagi. Supaya kita tidak menangkap ikan lagi. Tidak jadi nelayan lagi. Lihat rezeki ini. T
idak habis sepuluh keturunan. - Ambil. - Benarkah? Ambil kalau tidak malu. Jimmy. Apa ini? Dari mana kau dapat uang sebanyak ini? - Kau merampok bank, ya? - Apa ini, Abang? Tidak ada, Uak. Tidak mungkin aku rampok bank. Tapi, bank yang rampok aku. Allah memberikan rezeki demi cintaku kepada Aspalela. Ambil. Kurang ambil ikan lagi, ya. Jangan jual ikan lagi, ya. Sedikit pun jangan. Terima kasih. Semua ikan tidak boleh dijual, ya. Jangan jual ikan lagi. Apa kabar? Ya. Jangan bicara lama-lama. Lela
. Abang minta maaf kalau ada buat salah. Sampai Lela benci sekali denganku. Tidak ada hal lain yang dibenci perempuan, selain perasaan cemburu dengan perempuan lain, Abang. Cemburu? Sama Orix juga cemburu. Laki-laki, monyet juga. Bukan Orix. Jangan bicara bohong. Lela melihat ada perempuan lain di pulau sebelum Abang hilang. Mungkin ada janda di pulau Abang setelah itu dibagi semua harta. Lela jangan curiga. Semua orang sudah bilang Abang tidak waras. Tidak makan ikan. Janda mana yang mau sama A
bang? Tapi, suatu hari nanti aku akan ceritakan. Yang penting maafkan Abang. Lela. Lela. Kenapa? Kenapa Abang tidak cerita dengan Lela sebelum ini? Itu yang mau Abang ceritakan. Orix. Sejak kapan mengajari Lela bahasa kau? Apa pun itu, maafkan Abang, ya. Yang penting Abang sayang Lela. - Ibu. - Sayang. Selamat. Bapak. Mendekat. Medekat lagi. Lihat. Apa ini? - Diam. - Kau tunggu sini. Diam. Nanti orang dengar. Langsung ke belakang. Cari apa ini, Kordi? Tidak ada apa-apa. Tidak tahu. Itu yang aku
bingung. Tapi, aku bingung bagaimana dia kaya. Kena nomer ekor. Kau cari yang benar. - Kau cari sana. Aku cari sini. - Baik. Di sini kau simpan harta karun? Tidak ada. Dia tidak pandai menyimpannya. - Kordi, ambil ini. - Jangan ribut. Harta karun. Pantas dia kaya. Buka. Kosong. Cari lagi. Buang waktu. Ayo pergi. Ayo, pergi. - Itu dia. - Cangkang kerang. Cangkang kerang. Kerang. Mau kau buat apa kerang itu, Kordi? Lihat. Kau lihat. Aku tiup, sebentar lagi datang. Itu, Kor. - Cepat. - Ke mana? - D
iam. - Aku naik ke atas. - Kasih aku jalan. - Aku melihatnya. Ikan duyung. Tangkap dia. Cepatlah. Jangan dilihat. Uang. Anak-anak jangan lompat. Ambil uangnya. Kalian pikir kalau lihat gratis? Bayar. Ini penting. Duyung kita tangkap. Bayar. Hei, apa ini? Jaga kelakuan. Lihat ini. Apa? Lihat semuanya. Lihat itu. Asli. Kordi, kita kaya. Kau lihat ini. Kalau setiap hari kita kumpulkan seperti ini, kita bisa kaya. Tidak perlu dikumpulkan lagi. - Kenapa? - Ada satu orang yang mau beli duyung. - Kapan
? - Malam ini. - Malam ini. - Berapa? RM1,000,000. Kita kaya. RM1,000,000 ada sebanyak ini? RM1,000,000 buat makan tujuh turunan tidak habis. Tapi, aku bagi kau RM100,000 sudah cukup. Kordi. Kau kenal dengan tauke yang mau beli? Kalau dia menipu kita bagaimana? Ini tauke taman tema. - Dia punya uang. - Betul. Tapi aku tidak kenal. Aku tidak peduli. Dia memberi kita uang, dia pergi. Kita kaya. Kita kaya. Kita kaya! Lihat itu. Jangan manjat. Jangan lompat. Cantik. - Apa lag? Apa ini? - Pakai. Paka
i di sini. Pakai di sini. Alhamdulillah, ya. Allah beri rezeki berlimpah kepada anak kau. Untung kau dapat anak seperti Jimmy. - Jadi, berbesan kita, ya? - Benar. Pernah lihat, tidak? Orix, kenapa? - Tidak malu. - Anak satu ini. Ona! Iya, Abang. Ada apa, Abang? Kenapa dengan bapak? Bapak. Ayo, Lela. Kenapa, Bapak? Ayo, Lela. Aku salah, Ona. Aku salah. Anak kita waras, Ona. Anak aku bukan pembohong. Anak kita waras. Memang Jimmy waras, Abang. Abang bicara apa? Kenapa, Bapak? Kenapa, Om? Tadi, aku
ke tempat Kordi. Kordi tangkap ikan duyung. Dia mengurung duyung di kandangnya. Aku tahu. Pasti duyung itu punya kau. Jadi, apa yang kita buat sekarang? Kita harus selamatkan, Bapak. Kita harus cepat. Karena aku dengar Kordi mau jual duyung itu dengan tauke taman tema. Apa yang terjadi, Abang Jimmy? Kau beri tahu Page. Ada apa ini? - Mau bertemu Kordi. - Mau jual barang? Sini. Kordi, ada orang yang mau bayar zakat. Siapa? Satu keluarga datang. - Suruh pulang. - Apa? Sini, cepat! Suruh dia pulan
g. Aku tidak mau lihat muka mereka. Mengganggu. Tidak jelas. Cepat. Kenapa lihat-lihat? Bayar. Kordi. Lepaskan duyung itu. Jangan siksa dia. Kasihan. Iya, Kordi. Lepaskan? Lepaskan? Siapa yang menyiksa? Kau siksa dia? Ini yang buat aku malas. Mana ada kau siksa dia. Dia yang menyiksa aku. Kita tidak ada menyiksa dia. Kita mau jual dia. Kita butuh uang. - Kordi. - Uang. - Kordi. - Kenapa? Kalau uang yang kau mau, ambil semua ini. Lepaskan duyung itu. Jangan pegang barang ini. Pak Pagek bawa pulan
g uang ini. Kami tidak mau uang ini. Hatiku sudah terluka. Aspalela harusnya jadi punya aku. Kenapa balik lagi dengan Jimmy? - Pulang! - Sudah. Ibu. Bayar. Berteman dengan monyet itu. - Kordi. - Hei, Kordi. Duyung lepas. Kurang ajar, Jimmy. - Cepat. - Ikan duyung cepat. Jimmy. Cepat duyung. - Cepat. - Jimmy. - Cepat pergi. - Abang Jimmy. Jimmy. Jimmy. Jimmy. Bangun, Jimmy. Jimmy. Jimmy! Maafkan aku, Putri. Aku lalai. Semua ini salah aku. Jimmy tidak perlu minta maaf. Ini manusiawi. Makanya Putri
tidak mau manusia melihatku. Tidak apa-apa. Sekarang Putri selamatkan diri dulu. Aku takut nanti Kordi datang lagi. Terima kasih sudah selamatkan Putri. Putri mau Jimmy bahagia dengan Lela. - Terima kasih, Putri. - Putri tidak boleh bertemu Jimmy lagi. - Jaga diri, Putri. - Selamat tinggal. Aku akan doakan Putri selamat. Dan tidak lemas. Ingat, kalau ada tali, cacing dan mata kail jangan dimakan. Itu umpan. Sampai jumpa. 3 TAHUN KEMUDIAN Ini pulauku dan daerah perumahanku. Sekarang, aku ketua d
i sini. Kordi. - Kau nyanyi lagu Awie. - Lagu Awie? Bola-bola api. - Lagu apa ini? - Bos, pekerja baru. - Permisi, Bos. - Iya. Bos Jimmy. Assalamualaikum, Bos Jimmy. Pergi. Senang, kan? Bos. Kita berhasil menangkap tiga orang, Bos. Mereka buang sampah di daerah kita. Buang sampah? Tapi, Bos. - Mereka bukan warga kita, Bos. - Aku tidak peduli. Walau warga Eskimo, - kalau buang sampah tetap didenda. - Benar. Aku marah. Kalau mereka tidak bisa bayar denda, penjara seumur hidup. - Bos, ada satu lagi
. - Apa lagi? Gaji tidak cukup? - Cukup, Bos. - Alhamdulillah. Bos, ada tiga orang gadis cantik. Dari perusahaan Digi mau bertemu. - Cantik? - Cantik, Bos. Kulit Abang. Orix. Bos, itu tiga orang. - Satu boleh untuk aku? - Kau mata keranjang. Ambil semua. Jangan gigit jari. Gigit telinga. Bukan telinga aku. Telinga kau. - Telinga aku. - Suruh mereka masuk. Baik, Bos. - Jimmy. - Iya, Bapak. Ada apa, Bapak? Pak Pagek dan Uak Banci. Hanya Uak Kulub saja yang belum ada rumah. - Uak Kulub saja? - Iya.
Tidak masalah. Buat sepuluh rumah. Kita buat kondominium, ya. - Kondominium. - Kondominium? Iya, kondominium. Bos. Ini gadis Digi yang mau bertemu dengan Bos. Hai, Pak Jimmy. Selamat. Karena pulau Bapak sudah dapat kami liput. Sekali lagi selamat dan terima kasih karena sudah mendukung. Sama-sama. Apa itu? Apa ini? Jadi, itu cerita aku dengan duyung. Jadi, tempat ini aku kembangkan. Biasa, pahlawan. Tapi, kadang terpikir sudah tiga tahun lalu ke mana Putri hilang. Bagaimana nasib dia? Selamat a
tau tidak? Makan mata kail, kah? Mungkin sampai kapan pun dia tidak tahu apa maksud cerita itu. SELESAI

Comments

@ShahRaymie

2024 still watching 😏😏😏..kalau ada yang tengok LIKE laa..

@user-cd6ek

Movie ni dirakam di Sabah. Such a beautiful place. Magika/Duyung ni rare sikit dalam malayia sbb selalunya buat movie pasal cinta/gangster. tempat penggambaran Duyung ni sangat cantik. harap KRU dapat buat movie mcm ni lagi pada masa akan datang.

@imthezt2058

2024 Sapa Masih Tengok ?

@ellianjordan5428

Saya orang Indonesia dan saya mengatakan bahwa Film ini sangat menarik dan bisa ditonton berkali² Terimakasih 🙏🙏

@bngken5407

Siapa yang menonton film ini, Juli 2020? Saya dari Philippines 🇵🇭. Saya mengerti bahasa Indonesia dan Malaysia karena itu mirip dengan bahasa Tagalog. Ada banyak kata-kata yang sama dari Philippines, Indonesia, dan Malaysia memiliki. Dan saya belajar bahasa Indonesia juga. Kita dari ras yang sama, jadi kita keluarga.

@dianjamal7892

2021 sapa yang masih tgok😍

@aberizal8022

antara filem terbaik malaysia pernah ada, luar dari kebiasaan filem lain kt malaysia yang tak habis² pasal rempit, gangster, hantu.

@jeanysumitta1781

Im Malaysian Chinese ~ i tgk movie ni time kecik dulu 🤣 my childhood !!!!! 🤣 now 2023 ~ tgk sekali lagi hhhhhhhhhh mmg best gilerrr

@ezianaezy3079

Yg layan citer ni 2021 kita geng !!! 🙋🏻‍♀️🙊

@LoveStory20yearsago79

"Sumpah rindu filem2 kru..rindu zaman mereka muda berlakon dahulu, terutama saiful apek the best lah" jujur ni hihi Siapa ada yg sama like lebih?? 😢 2021++

@singgleplayer6157

Saya dari indonesia, saya sangat suka film ini, mengajarkan moral yang baik, dari 2016 saya tidak pernah bosan nonton film ini😍🥰 I Love it

@sitinurshafiqah1159

sudah tahun 2023 msih lagi tgok 🥺 mnggamit kenangan sgt cter ni .. tgok mse umur 8 tahun now dh 24 tahun 🤣

@kickkapoo6182

Ayat paling lawak " Bapak , jangan lupa pakai baju, elok2 jadi orang , kang jadi arang plak 🤣"

@hawiyamsultanah9595

Film sederhana Tapi banyak pesan tersirat di balik cerita.. 1.cinta terhadap lingkungan terutama cinta kebersihan laut. 2.ketulusan cinta tak harus memandang harta dan rupa..jimy +lela 3.cinta sesama mahluk.walau itu binatang.jimy +monkey 4.patuh dan hormat terhadap kedua orang tua.juga cinta sesama. Good job malaysia. Film.sederhana dengan pesan seribu kebaikan Salam..from saudi Arabia Indonesian living in ksa.💕🌺

@rohasmizamamat5142

Sape masih tengok 2023

@ara1yn839

I hope in this era, Malaysia can still make fantasy movies 🥲❤

@nurulnajihah676

Maya karin ni jadi duyung pun boleh, pontianak pun boleh, bila jumpa dia dalam real life haritu teringat dia bawak watak sbg pontianak dgn duyung ni🧜🏻‍♀️ .skrg ni dia aktif betul dalam memperjuangkan usaha2 konservasi dan sebarkan pengetahuan berkaitan dengan alam sekitar...salute🙆❤️✌🏻

@ruffx7068

Menggamit kenangan betul cerita ni. Jimmy. Orix. Wak pagek. Lela. Kordi. Putri. Fuhh... -Al Fatiha untuk Abu Bakar Omar. Salam Takziah untuk keluarganya.

@mohfajri9534

Film berlatar perkampungan selalu memiliki kisah uniknya tersendiri. Salah satu film terbaik Malaisya. Aktingnya begitu natural dan lepas. Banyak pesan yg terkandung di dalamnya. Salam dari Indonesia

@MrHarruko7777

Filem Duyung ni masterpiece..dah 2023 dan aku masih tak jemu tengok..best👍😊